top of page
Search
  • Writer's pictureMerdeka Secretariat

Rakyat Irian Barat Harus Bebas!


Prof. Jose Maria Sison

Ketua, Liga International Perjuangan Rakyat

26 Maret 2017


Teruntuk para pejuang kemerdekaan dan teman-teman yang terkasih,


Liga Internasional Perjuangan Rakyat (International League of Peoples’ Struggle/ ILPS) dipenuhi rasa gembira atas terselenggaranya "Merdeka: Sebuah konferensi studi tentang hak Penentuan Nasib Sendiri rakyat Papua Barat pada 26-27 Maret 2016 di Kota Davao, Filipina.


Kami menyampaikan rasa salut kepada penyelenggara dan peserta konferensi ini, khususnya delegasi dari Irian barat (Papua Barat) yang telah mempertaruhkan hidup dan kebebasan dirinya demi kepentingan pembebasan nasional dan sosial bangsanya.


Pada kesempatan ini, kami juga mengenang dan memberikan penghormatan kepada puluhan ribu rakyat di Irian Barat yang telah terbunuh akibat kampanye genosida pemerintah Indonesia yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), khususnya para martir dari perjuangan bagi pembebasan dan penentuan nasib sendiri bangsanya.

Konferensi ini adalah sebuah pertemuan yang sangat bersejarah, sebab merupakan upaya besar untuk menempa persatuan di antara kekuatan anti-imperialis dunia dalam mendukung perjuangan yang adil dan gagah berani, yang telah berlangsung lama namun relatif tidak dikenal, yakni perjuangan rakyat Irian Barat.

Sejarah, Prinsip dan Situasi Saat ini


Perkenankan saya menyampaikan beberapa poin mengenai sejarah Irian Barat, prinsip penentuan nasib sendiri bangsa dan situasi terkait saat ini. Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 1945, wilayah Irian Barat sudah dicakup dalam kekuasaan pemerintah Indonesia.


Hal ini didasarkan pada landasan sejarah bahwa masyarakat adat Papua Irian Barat memiliki hubungan dekat dengan mereka yang berada di Irian Jaya dan seluruh Indonesia dalam berbagai hal utama dan juga pada prinsip dalam hukum internasional bahwa wilayah kolonial yang berkelanjutan seperti Hindia Belanda diserahkan oleh kekuatan kolonial kepada negara penerus yang baru merdeka dalam proses de-kolonisasi (kemerdekaan).


Suatu perbedaan harus dibuat- antara pembentukan negara-bangsa Indonesia pada tahun 1945, untuk memasukkan Irian Barat dan rakyatnya melawan kolonialisme Belanda pada satu sisi dan . hak rakyat Irian Barat tidak dapat dicabut dari rakyat Irian Barat itu sendiri untuk menentukan nasib bangsanya sendiri pada sisi lain, termasuk hak untuk memilih otonomi daerah atau federasi di negara yang tidak menindas dan sampai pada hak untuk melepaskan diri dari negara yang menindas seperti apa yang dilakukan oleh kaum reaksioner Indonesia.


Jelas ada perbedaan antara negara Indonesia di bawah kepemimpinan Sukarno dan NASAKOM dan negara yang diambil alih oleh fasis militer Indonesia pada tahun 1965. Negara fasis militer ini terus berlanjut sebagai instrumen penindas AS dan reaksioner Indonesia. Negara seperti ini pantas digulingkan secara revolusioner oleh rakyat Irian Barat (masyarakat adat dan pemukim agraris yang umumnya miskin) dan rakyat seluruh Indonesia.


Ketika kaum revolusioner menang lagi di Indonesia dan mendirikan negara yang tidak menindas, rakyat Irian Barat dapat memilih otonomi daerah atau federasi sebagai contohnya. Dengan demikian, baik bagi kaum revolusioner Indonesia untuk bekerja sama dengan rakyat Irian Barat dalam perjuangan revolusioner melawan negara reaksioner Indonesia saat ini. Dengan demikian, sebuah dasar dapat tercipta bagi rakyat Irian Barat untuk memilih menjadi bagian dari negara Indonesia yang tidak menindas di masa depan.


Menurut statistik penduduk terbaru, penduduk asli Melanesia dan Papua di Irian Barat berjumlah 51,5 persen dari sekitar 900.000. Sisanya adalah pemukim dari berbagai daerah di Indonesia. Kelompok pemukim ini perlu dilihat secara positif, tidak sama ketika kita melihat kelompok reaksioner yang memfasilitasi perusahaan pertambangan asing dan perkebunan besar.


Kelompok tersebut harus dilihat sebagai saudara dan saudari kelas oleh masyarakat asli. Selama beberapa dekade, mereka digerakkan oleh negara penindas Indonesia saat ini untuk bertransmigrasi akibat perampasan dan kemiskinan di tempat asal mereka. Seperti di Mindanao, dimana para pemukim yang miskin tak dapat lagi kembali ke Luzon dan Visaya. Maka harus ada keseimbangan antara merangkul mereka dan tetap mempertahankan hak-hak leluhur masyarakat adat.


Kelompok Reaksioner Indonesia dan AS


Kolonisasi dan pendudukan yang didukung AS atas Irian Barat oleh kaum ultra-reaksioner Indonesia sejak 1965, penjarahannya atas sumber daya alam yang sangat besar, dan pembantaian atau genosida yang panjang terhadap rakyat, patut mendapat perlawanan dan kecaman keras dari rakyat dunia.


Rakyat Irian Barat harus bersatu untuk menghentikan operasi perusahaan pertambangan raksasa seperti Freeport McMoran; kampanye-kampanye pembantaian, penyiksaan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh militer Indonesia; dan meningkatnya penggusuran yang dialami penduduk asli akibat transmigrasi yang disponsori pemerintah.


Kebrutalan rasis pemerintah AS dan Indonesia terhadap rakyat Irian Barat, yang masih belum diketahui oleh banyak orang di dunia termasuk oleh para aktivis anti-imperialis, patut untuk dibongkar secara mendalam dan penuh semangat dan dikutuk dengan keras.


Perjuangan yang adil, berani dan tanpa henti demi penentuan nasib sendiri bangsa dan pembebasan, patut mendapat dukungan terluas dan berkelanjutan dari rakyat dunia. Dihadapkan pada kondisi mereka yang mengerikan tersebut, kita katakan, bersama dengan mereka: pemberontakan adalah sah!


Penyelenggaraan konferensi studi ini sangatlah tepat waktunya. Karena krisis ekonomi global yang berkepanjangan, seperti halnya ketika melihat kebangkitan Donald Trump ke kursi kepresidenan AS, kekuatan-kekuatan imperialis menjadi lebih agresif dalam menjarah daerah koloni dan neokoloni, serta semakin terbuka dan brutal dalam melancarkan perang agresi.

Perkuat Dukungan dan Solidaritas


Melihat situasi ini, penjarahan dan penindasan terhadap rakyat di Irian Barat dan negeri-negeri lain akan semakin memburuk. Penguatan solidaritas dan dukungan bagi rakyat Irian Barat dan perjuangan mereka dalam menentukan nasib sendiri dan pembebasan bangsa adalah tugas yang paling mendesak.


Bagian dari perjuangan Liga Internasional Perjuangan Rakyat adalah menyelenggarakan konferensi "Solidaritas dan Perlawanan balik: Membangun Perlawanan terhadap Perang, Militerisme dan Neofasisme yang dipimpin AS" pada 5-7 Agustus di Toronto, Kanada. Konferensi ini merupakan upaya memperkuat dan mengintensifkan perjuangan anti-imperialis. Solidaritas untuk perjuangan penentuan nasib sendiri dan pembebasan rakyat Irian Barat terhadap penjarahan dan militerisme pasti akan menjadi agenda.


Adalah sebuah keberuntungan bahwa konferensi studi ini diadakan pada tahun peringatan 100 tahun kemenangan Revolusi Bolshevik di Rusia. Revolusi Oktober membebaskan Rusia dari kontrol imperialis dan menjadi inspirasi bagi rakyat dunia untuk berjuang demi pembebasan nasional dan sosial.


Mereka yang merayakan seratus tahun kemenangan Revolusi Bolshevik harus mengingat kata-kata Vladimir Lenin yang agung dalam memikirkan perjuangan rakyat Irian Barat dan bangsa-bangsa lain di dunia untuk pembebasan dan penentuan nasib sendiri:

“Whoever does not recognize and champion the equality of nations and languages and does not fight against all national oppression or inequality is not a Marxist; he is not even a democrat. That is beyond doubt.”

Para penjagal rakyat Irian Barat, pemerintah dan militer Indonesia yang didukung AS, juga bertanggung jawab atas pembantaian lebih dari satu juta hingga tiga juta kelompok Komunis dan simpatisannya pada 1965-1966 di Indonesia.


Perjuangan rakyat Irian Barat adalah bukti bahwa tanpa keadilan, tidak akan ada kedamaian sejati, bahwa penindasan pasti akan memunculkan perlawanan balik dari rakyat, dan bahwa fasisme tidak dapat menghentikan perjuangan revolusioner untuk terus muncul dan menambah kekuatan.


Kami berharap tujuan konferensi studi ini dapat terpenuhi. Kami berharap pertemuan ini akan menghasilkan hal-hal yang akan membantu menyatukan rakyat dunia untuk mendukung perjuangan rakyat Papua Barat demi penentuan nasib sendiri dan pembebasan. Kami berharap pertemuan ini akan menerangkan berbagai cara agar rakyat dunia dapat menunjukkan solidaritas mereka bagi perjuangan rakyat Irian Barat demi kebebasan nasional.

Rakyat Irian Barat harus bebas dan merdeka!

Rakyat Irian barat harus meraih kemerdekaan dari penindasan!

Hancurkan imperialisme dan semua reaksioner!

Hidup perjuangan Irian Barat untuk pembebasan nasional!


Terima kasih.

bottom of page